Dari definisi yang telah dikemukakan oleh Henri Maruf, enam
variable bauran eceran diantaranya meliputi :
1. Lokasi (
Location )
Lokasi adalah faktor yang sangat penting dalam bauran
pemasaran ritel. Pada lokasi yang tepat, sebuah gerai atau toko akan lebih
sukses dibanding toko lainya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya
menjual produk yang sama.
Sebelum sebuah toko atau tempat berbelanja didirikan,
langkah pertama adalah mempelajari suatu area agar investasi yang ditanamkan
dapat menguntungkan. Menurut Hendri Ma’ruf (2005 : 124), ada beberapa faktor
yang harus dipertimbangkan dalam mengevaluasi area perdagangan ritel,
diantaranya sebagai berikut :
1. Besar populasi dan
karakteristiknya
Jumlah penduduk dan kepadatan suatu wilayah meliputi factor
dalam mempertimbangkan suatu area perdagangan ritel. Jumlah peritel yang sama
di dua wilayah tetapi kepadatan penduduknya berbeda akan menyebabkan omzet yang
rendah pada peritel di wilayah yang kurang padat penduduknya.
2. Kedekatan dengan
pemasok
Pemasok mempunyai pengaruh pada peritel dalam hal kecepatan
penyediaan merchandise, kualitas produk yang terjaga, biaya pengiriman, dan
lain- lain. Jumlah pemasok sebisa mungkin ada beberapa supaya tidak terjadi
ketergantungan pada satu atau dua pemasok saja.
3. Basis ekonomi
Basis ekonomi yang dimaksud di sini adalah indistri daerah
setempat, potensi pertumbuhan, fluktuasi karena factor musiman, dan fasilitas
seuangan. Industry yang bervariasi akan mempunyai pengaruh yang yang berbeda
dibandingkan dengan indistri yang terkonsentrasi ( pada suatu sector ).
4. Ketersediaan
tenaga kerja
Tenaga kerja yang diperhatikan adalah pada suatu tingkat,
yaitu dari tingkat administratif dan lapangan hingga management tranee dan menjerial.
Management trainee adalah pada lulusan perguruan tinggi yang memulai karier di
perusahaan ritel pada tingkat staf, dan diproyeksikan untuk menjadi tenaga
pemimpin. Tenaga manjarial adalah para assistant manager atau manager bahkan
general manager yang siap direktur dan siap kerja ( tidak seperti management
trainee yang harus dilatih lebih dulu).
5. Situasi persaingan
Pertumbuhan luas toko yang sejalan dengan pertumbuhan
permintaan pasar ( yaitu besar belanja total penduduk setempat ) berarti semua
perusahaan ritel setempat tumbuh secara stabil atau secara tetap. Jika banyak
pihak membuka gerai ritel dengan asumsi merebut pasar sebesar- besarnya, maka
kemungkinan yang terjadi adalah kejenuhan pasar, yaitu terlalu banyak paritel
dibandingkan total belanja konsumen.
6. Fasilitas promosi
Adanya media massa seperti surat kabar dan radio akan
memfasilitasi kegiatan promosi peritel. Juga kesiapan sarana pendukung seperti
biro iklan, production house, dan pembuat barang souvenir yang memperlancar
kegiatan promosi perlu mendapat perhatian.
7. Kesediaan lokasi
toko
Factor bagi suatu area perdagangan dan hal- hal yang terkait
dengan lokasi adalah jumlah lokasi serta jenisnya, akases pada masing- masing
lokasi, perpeluang kepemilikan atau leasing, pembatasan zona perdagangan, dan
biaya- biaya terkait.
8. Hukum dan
peraturan
Hukum dan peraturan perlu diperhatikan khususnya jika
terdapat Perda ( Peraturan Daerah ) yang tidak terdapat di daerah lain.
2. Barang
Dagangan ( Marchandise )
Merchandise merupakan produk- produk yang dijual peritel
dalam gerainya, sedangkan merchandise adalah kegiatan pengadaan agarang- barang
yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko ( produk berbasis makanan,
pakaian, barang kebutuhan rumah dan produk umum lainnya ) untuk disediakan
dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk mencapai sasaran toko
atau perusahaan ritel.
Para pelanggan selalu berharap untuk memenuhi apa yang
dibutuhkan dan diinginkannya disetiap toko, kebutuhan dan keinginan pelanggan
sangat beragam dan toko diharapkan dapat memenuhinya. Fungsi pengelolaan barang
dagangan ( merchandise ) merupakan fungsi yang harus diberi prioritas,
bagaimanapun efektif dan efisiennya bagian lain, bila urusan barang dagangan
salah, bila urusan barang dagangan salah, maka hampir dapat dipastikan sukses
akan sulit diraih. Pada toko- toko berupa minimarkt yang tergabung dalam satu
kelompok besar seperti Alfamart, disebut juga sebagai chainstore karena satu
toko dengan lainnya terkait dalam suatu ikatan kelompok, pembelian merchandise
di pusatkan pada induk yang mengendalikan kelompok. Masing- masing gerai atau
toko tonggal menerima merchandise dan menjualnya.
3. Harga (Price )
Penetapan harga adalah yang paling krusial dan sulit
dinatara unsure- unsur dalam bauran pemasaran ritel lainnya, dan harga
merupakan satu-satunya unsur dalam pemasaran ritel yang akan mendatangkan laba
bagi peritel. Sebuah toko dapat menjadi terkenal karena harga jual yang
ditetapkan cukup murah atau harga jual yang di tetapkan merupakan harga pasti.
Berdasarkan hal itu, pengecer harus dapat menetapkan harga yang tepat untuk
barang- barang yang akan dijualnya, sehingga kelancaran penjualan barang akan
lebih terjamin. Semua pengecer senantiasa berkeinginan menetapkan harga yang
tinggi dengan volume penjualan yang tinggi pula, namun kedua hal ini sulit di
terapkan secara bersamaan.
Penetapan harga berkaitan dengan aspek- aspek laba,
pelanggan, pasar dan persaingan, pengadaan barang dagangan, citra kualitas
merek yang berbeda dan hokum peraturan, yang akan di uraikan sebagai berikut :
1. Harga
berkaitan dengan maksimalisasi laba
Setiap peritel atau perusahaan dagangan eceran,
sepertihalnya semua perusahaan, ingin memaksimalisasikan laba. Laba dapat
dicapai dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2. Harga
berkaitan dengan pelanggan
Memaksimalisasikan laba adalah salah satu sisi dari selembar
mata uang, sisi lainnya adalah kepuasan konsumen. Tujuan perusahaan adalah
kepuasan pelanggan melalui operasional perusahaan yang akan member laba yang
patut.
3. Harga
berkaitan dengan pasar dan perdagangan
Factor pasar atu persaingan merupakan factor penting yang
amat mempengaruhi penetapan harga.Untuk suatu peritel yang hendak memperluas
pembeli dalam suatu wilayah atau dalam suatu segmen disebul sebagai penetrasi
pasar, penetapan harga rendah atau harga bersaing dilakukan.
4. Harga
berkaitan dengan pengadaan barang dagangan
Barang persediaan yang masih banyak dan agak lambat
penjualannya padahal tanggal kadaluarsanya tinggal beberpa bulan lagi,
mengharuskan tindakan penjualan sesegera mungkin. Itu hanya bisa dilakukan
dengan harga diskon atau menjual barang dengan beberapa paket.
5. Harga
berkaitan dengan citra kualitas
Harga berkaitan dengan citra kualitas, sebagian besar
masyarakat mempunyai anggapan bahwa terdapat kolelasi erat antara harga dan
kualitas.Harga yang rendah dianggap pertanda kualitasnya rendah sebaliknya
harga tinggi mencerminkan kualitas tinggi.
6. Harga
berkaitan dengan merk yang berbeda
Produk dari merek-merk yang berbeda dapat diberi label harga
yang berbeda menurut :
a. Merek
terunggul yang diberi label termahal
b. Merek pesaing
atau merek sendiri dengan label harga sedang, dan
c. Merek dengan
harga terendah
7. Harga berkaitan
dengan hukum dan peraturan
Saat ini dapat dikatakan masih sangat minim hukum dan
peraturan yang mengatur penetapan harga barang dan jasa eceran. Ini berarti
para peritel mempunyai ruang gerak yang cukup bebas dalam menetapkan harga.
Namun patokan umim berlaku yaitu kepatutan berdasarkan etika bisnis khususnya
dari sudut pandang konsumen yaitu value for money.
4. Promosi (
Promotion )
Komunikasi sebagai dasar promosi bertujuan mendorong target
market untuk mau menjadi pembeli bahkan menjadi pelanggan setia. Esensi dari
komunikasi pemasatan ini adalahbagaimana kita dapat menyampaikan apa yang kita
tawarkan kepada konsumen dapat di terima dengan baik. Komunikasi pemasaran
tidak hanya membuat pelanggan tertarik dan ingin membeli, namun komunikasi pemasaran
juga bisa menciptakan citra tertentu yang kita sesuaikan dengan pasaran
sasaran.
Menurut Kotler yang di kutip dari buku M. Taufik Amir ( 2005
: 85 ) menyatakan bahwa ada beberapa elemen penting dalam komunikasi pemasaran
yaitu periklanan, promosi penjualan, penjualan tatap muka (personal selling),
kehumasan (public relation) dan pemasaran langsung.
5. Pelayanan (
Service )
Menurut Kotler (2002 : 427) yang di alih bahasakan oleh AB.
Susanto menyatakan bahwa “ Pelayanan setiap tindakan atau keterampilan yang
dapat ditawarkan oleh apapun juga yang pada dasrnya tidak berwujud dan tidak
menyebabkan kepemilikan sesuatu, pelayanan dapat disertakan dalam produk yang
berbentuk fisik.”
Aspek pelayanan semakin hari semakin nyata perannya, secara
umum pelayanan tersebut meliputi bagai mana kecepatan melayani pelanggan
sebelum berbelanja dan pada saat berbelanja.Dengan demikian usaha eceran harus
mampu mencoba sedemikian rupa agar pelayanan yang dirasakan pelanggan meningkat
serta sesuai dengan kehendak pelanggan.
Unsure pelayangan adalah unsure yang memiliki peranan
penting dalam persaingan non- harga dengan pengecer-pengecer lain. Unsure-unsur
pelayanan menjadi nyata bagi perusahaan dalam bersaing dengan para pesaingnya
karena unsure pelayanan sangat sulit ditiru oleh pesaing. Menurut Kotler (2002
: 446) yang di alih bahasakan oleh AB. Susanto membagi pelayanan menjadi dua
bagian yaitu prlayanan primer dalam usaha eceran antara lain adalah pembayaran
kredit, pengantaran, penanganan keluhan, penanganan parker, ruang istirahat
termasuk toilet. Sedangkan yang termasuk pelayanan pendukung antara lain : pembungkusan, inpormasi lokasi barang, konsultasi
dan informasi pembelian, tempat penitipan barang. Pelayanan adalah salah sato
faktot pembeli nilai nilai tambah bagi peritel, atau pritel dapat memilih
kombinasi ragam prodak dan tingkat pelayanan sebagai positioning.
6. Suasana Dalam
Toko ( Atmosfer )
Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau
mendorong konsumen, untuk datang ke gerai dan untuk membeli barang, maka
suasana toko atau atmosfer dalam gerai atau toko berperan penting mengikat
pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan
mreka prodak apa yang perlu di miliki baik untuk keperluan pribadi maupun
keperluan rumah tangga. Gerai kecil yang tertata rapih dan menarik akan lebih
mengundang pembeli di bandingkan gerai yang di atur biasa saja tapi bersih
lebih menarik dari pada gerai yang tidak di atur sama sekali dan tampak kotor.
Suasana dalam gerai menggambarkan moment of truth, yaitu
situasi langsung yang di rasakan konsumen pada saat berbelanja.Jika seting dari
suasana itu optimal maka peritel (dengan gerai yang di kunjungi konsumen) akan
dapat menyentuk emosi konsumen dan member pengalaman berbelanja. Desain toko
yang baik akan menarik banyak konsumen untuk datang, desain toko merupakan
strategi penting untuk menciptakan suasana yang akan membuat pelanggan merasa
betah berada dalam suatu gerai atau toko. Desai toko, yaitu desain interior
yang mencakup tata letak rak-rak barang, aksesoris toko, dan desain eksterior
mencakup lay-out, pintu masuk, dan jalan masuk.
Menurut Berman dan Evans (2004;105) dalam buku Foster
(2008:51) untuk bentuk toko yang berdasarkan Store Based Retail terdapat
strategi bauran penjualan eceran terdiri dari lokasi departement store (store
location) prosedur pembelian/pelayanan (operating procedures), produk/barang yang
ditawarkan (good offered), harga barang (pricing tactics), suasana departement
store (store atmosphere), karyawan (custumer services), dan metode promosi
(promotional methods).
Ketujuh hal inilah yang dijadikan acuan pembahasan aplikasi
bauran pemasaran di PT. Yomart Cabang Samarang Garut dimana pembahasan adalah
hasil wawancara dan kaitannya dengan teori bauran penjualan.